Jakarta - Selain diet, olahraga, dan genetik,
beberapa studi melihat ada faktor lain yang bisa membuat seseorang tetap kurus.
Hal ini mungkin menjelaskan mengapa ada orang yang sepertinya lebih mudah
menjaga berat badan dibandingkan orang lain.
foto:pinterest |
Sebut saja seperti tinggal di perkotaan, dekat dengan gym, hingga gemar makan pedas. Peneliti melihat ada hal-hal yang mungkin sebelumnya tak kita sadari secara tidak langsung memengaruhi gaya hidup dan berdampak pada berat badan.
Dikutip dari CNN pada Kamis (18/1), begini penjelasannya:
Tinggal dekat gym
Studi yang dipublikasi di jurnal Lancet Public Health
menemukan orang-orang yang tinggal sekitar satu kilometer dari pusat kebugaran
(gym, kolam renang, atau lapangan bermain) bisa memiiki rata-rata lingkar
pinggang dan berat badan yang lebih rendah dibandingkan orang lain.
Sementara itu orang-orang yang tinggal dekat dengan restoran cepat saji bisa memiliki rata-rata lingkar pinggang dan berat badan lebih besar dibandingkan orang lain.
Studi bersifat observasional sehingga tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat. Namun demikian peneliti menyebut hasil studi tetap bisa memberi petunjuk bagaimana desain lingkungan tempat tinggal bisa berdampak pada berat badan.
Sementara itu orang-orang yang tinggal dekat dengan restoran cepat saji bisa memiliki rata-rata lingkar pinggang dan berat badan lebih besar dibandingkan orang lain.
Studi bersifat observasional sehingga tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat. Namun demikian peneliti menyebut hasil studi tetap bisa memberi petunjuk bagaimana desain lingkungan tempat tinggal bisa berdampak pada berat badan.
Tidak bisa diam
Pernah melihat orang yang tidak bisa diam seperti
menggerakkan kaki atau memainkan pensil dengan tangan saat duduk? Nah
orang-orang yang punya kebiasaan seperti ini menurut studi juga bisa lebih
mudah menjaga berat badannya.
Alasannya karena menurut peneliti segala aktivitas fisik dapat berkontribusi terhadap pembakaran ekstra kalori.
Alasannya karena menurut peneliti segala aktivitas fisik dapat berkontribusi terhadap pembakaran ekstra kalori.
Gemar makanan pedas
Beberapa studi melihat kemungkinan ada kaitan antara
konsumsi makanan pedas dengan berat badan. Ini karena senyawa capsaicin dalam
cabai diperhatikan bekerja di dalam tubuh membantu penurunan berat badan.
Sebagai contoh ada studi yang menyebut capsaicin dapat merangsang pelepasan energi dengan membakar kalori tiga persen lebih banyak. Senyawa ini juga dapat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga membakar lemak dengan lebih cepat dan mencegah penimbunan lemak penyebab kegemukan.
Capsaicin juga disebut memengaruhi produksi hormon tiroid yang mengendalikan adrenalin dan dopamin, yaitu hormon yang mengatur nafsu makan.
Sebagai contoh ada studi yang menyebut capsaicin dapat merangsang pelepasan energi dengan membakar kalori tiga persen lebih banyak. Senyawa ini juga dapat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga membakar lemak dengan lebih cepat dan mencegah penimbunan lemak penyebab kegemukan.
Capsaicin juga disebut memengaruhi produksi hormon tiroid yang mengendalikan adrenalin dan dopamin, yaitu hormon yang mengatur nafsu makan.
Tinggal di tempat
tinggi
Studi tahun 2013 di International Journal of Obesity
menemukan orang-orang yang tinggal di dataran tinggi bisa memiliki berat badan
lebih rendah di bandingkan mereka yang tinggal di dataran rendah.
Hal ini terjadi kemungkinan karena di dataran tinggi tingkat oksigennya lebih tinggi sehingga metabolisme tubuh bisa jadi lebih aktif.
Hal ini terjadi kemungkinan karena di dataran tinggi tingkat oksigennya lebih tinggi sehingga metabolisme tubuh bisa jadi lebih aktif.
Tinggal di kota besar
Studi yang sama juga melihat bahwa orang-orang yang tinggal
di kota besar (penduduk lebih dari satu juta) punya risiko lebih rendah
terhadap obesitas. Menurut peneliti ini terjadi kemungkinan karena di kota
ketersediaan makanan dan fasilitas olahraga yang lebih baik.
Namun demikian hal sebaliknya bisa terjadi kalau suatu kota lebih banyak memiliki restoran cepat saji, minim ruang terbuka, dan banyak iklan makanan tidak sehat.
Namun demikian hal sebaliknya bisa terjadi kalau suatu kota lebih banyak memiliki restoran cepat saji, minim ruang terbuka, dan banyak iklan makanan tidak sehat.
sumber: detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar